
PEMANFAATAN LAHAN RAWA
PEMANFAATAN LAHAN RAWA
pemanfaatan lahan lebak untuk usaha pertanian kedepan perlu mendapatkan perhatian yang lebih baik potensinya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sumberdaya alamnya tetap terpelihara dengan baik, mengingat lahan tersebut juga menyimpan beragam sumber daya genetik aneka komoditas pertanian serta adanya masalah pengembangan di lahan tersebut.
pengelolaan padi di lahan rawa
- persiapan lahan
persiapan lahan adalah kegiatan penebasan dan atau pembersihan rerumputan serta pengolahan tanah, yang ditujukan agar lahan menjadi rata dan lebih seragam serta memberikan media tumbuh yang baik bagi perakaran tanaman. dengan demikian, penanaman dapat dilakukan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. teknologi persiapan lahan bisa berupa: (1) kombinasi tanpa olah tanah dengan pembersihan gulma secara mekanis maupun herbisida bila tanah sudah gembur atau berlumpur dan rata, (2) olah tanah minimun dengan olah tanah dalam barisan atau olah tanah dangkal, dan (3) olah tanah sempurna bila tanahnya padat dan berbongkah. apabila tanahnya sudah gembur atau berlumpur dan rata, pengolahan tanah secara intensif tidak diperlukan tetapi diganti dngan pengolahan tanah minimum atau tanpa olah tanah dengan menebas rerumputan yang dikombinasikan dengan penggunaan herbisida efektif.
- pemberian dolomit
pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk: menaikkan ph tanah nilai ph tanah dinaikkan sampai pada tingkat mana al tidak bersifat racun lagi bagi tanaman dan unsur hara tersedia dalam kondisi yang seimbang di dalam tanah. peningkatan ph tanah yang terjadi sebagai akibat dari pemberian kapur, tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem penyangga, yang menyebabkan ph akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu berselang.
meningkatkan kapasitas tukar kation (ktk). ktk meningkat sebagai akibat dari peningkatan ph tanah. namun peningkatan ktk ini juga bersifat tidak tetap, karena sistem penyangga ph tanah tersebut diatas.
menetralisasi al yang meracuni tanaman. karena unsur ca bersifat tidak mudah bergerak, maka kapur harus dibenamkan sampai mencapai kedalaman lapisan tanah yang mempunyai konsentrasi al tinggi. hal ini agak sulit dilakukan dilapangan, karena dibutuhkan tenaga dalam jumlah banyak dan menimbulkan masalah baru yaitu pemadatan tanah. alternatif lain adalah menambahkan dolomit (ca, mg(co3)2) yang lebih mudah bergerak, sehingga mampu mencapai lapisan tanah bawah dan menetralkan al. pemberian kapur seperti ini memerlukan pertimbangan yang seksama mengingat pemberian ca dan mg akan mengganggu keseimbangan unsur hara yang lain.
- sistem penanaman dan varietas
- tanam benih langsung (tabela)
- pilihan varietas
varietas padi unggul yang adaptif untuk lahan rawa
dendang, martapura, margasari, inpara 2, inpara 3, inpara 4, inpara 8 agritan, inpara 9 agritan, inpari 30 ciheran sub 1 (hanya di rawa lebak) dan inpari 42 agritan gsr
- pemupukan berimbang
kendala utama yang ditemui adalah tingkat kesuburan tanah yang rendah. selain itu, variabilitas kesuburan tanah yang tinggi juga menjadi faktor penghambat lainnya untuk memaksimalkan potensi lahan pasang surut. oleh karena itu, perlu ditetapkan metode pemupukan yang tepat menyangkut jenis pupuk, dosis pupuk, frekuensi dan waktu pemupukan berdasarkan tipologi lahan dan tipologi luapan.
peningkatan produksi padi di lahan pasang surut sulfat memerlukan pendekatan teknologi budidaya spesifik, antara lain salah satunya adalah pemupukan yang tepat dan berimbang. pemupukan berimbang sangat penting untuk meningkatkan hasil padi di lahan sulfat masam. pemupukan unsur hara makro atau mikro akan menyuplai unsur hara ke dalam tanah yang pada umumnya kahat unsur hara. unsur unsur hara ini sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksinya. dengan demikian kondisi tanaman dapat menjadi lebih baik dan hasilnya pun akan dapat lebih ditingkatkan. berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemupukan yang tepat dan berimbang, potensi lahan sulfat masam menjadi sangat prospektif dalam peningkatan hasil padi secara berkelanjutan.
tentu dibalik potensi luasan itu juga banyak kendala di lahan rawa. kendala utama ialah kemasaman tanah terutama di lahan rawa sulfat masam yang tinggi. terdapat lapisan pirit (fes2) pada kedalaman kurang dari 50 cm. dalam keadaan tergenang (suasana reduksi) pirit aman bagi tanaman karena dalam kondisi stabil. namun, begitu pirit tersingkap dan mengalami kontak dengan udara (o2), ia akan naik keatas (teroksidasi) menjadi asam sulfat yang sangat masam (ph kurang 3,5). besi dalam pirit pun berubah bentuk menjadi fe3+ yang dapat meracuni tanaman. apalagi produksi rata-rata padi di lahan rawa rendah, hanya 2-3 ton per ha. itu setengah atau kurang dari angka rata-rata hasil padi nasional 6 ton per ha. akibatnya lahan rawa pun banyak dibiarkan terlantar sebagai lahan tidur.
- hama dan penyakit tanaman padi
adapun hama dan penyakit yang banyak menyerang tanaman padi di pasang surut atau rawa adalah tikus, penggerek batang, putih palsu, tungro, hawar pelepah daun, wereng coklat, walang sangit, blas dan bercak coklat
dengan optimalisasi lahan rawa diharapkan akan meningkatkan produksi pangan melalui peningkatan indeks pertanaman (ip) dan produktivitas, diversifikasi komoditas, dan pemberdayaan petani.