Penanggulangan Hama Penggerek Batang Padi Di Lahan Pasang Surut Dengan Peranan Gulma Dan Musuh Alami
Hama Penggerek batang padi menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari persemaian hingga menjelang panen.
Pada tanaman padi fase vegetative , larva memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, kering mati dan gejalanya disebut sundep. Gejala serangan pada fase generative berupa malai muncul putih hampa yang biasa disebut dengan beluk. Hama penggerek batang padi tersebut kalau di lahan pasang surut dapat ditekan. Menurut hasil penelitian M Thamrin, dkk, dapat dilakukan dengan berbagai cara, adapun 2 cara diantaranya dengan memerankan gulma dan musuh alami sebagai berikut. a. Gulma . Berdasarkan hasil penelitian, purun tikus dapat digunakan sebagai bahan kerajinan karena sifatnya yang awet dengan kandungan lignin sebanyak 26.4% dan selulosa 32.62%, Selain bermanfaat secara langsung, purun tikus juga memiliki berbagai manfaat ekologis antara lain sebagai penyerap limbah beracun, pupuk organik, perangkap hama padi dan juga biofilter. Purun juga termasuk jenis asli lahan rawa gambut, sehingga dengan adanya budidaya jenis ini mampu memelihara kondisi asli dari hutan rawa gambut. Kondisi lahan gambut yang terjaga akan mampu menjalankan fungsi hidrologis gambut tetap terjaga sehingga kelestarian flora, fauna, juga mikroba yang ada di habitat tersebut juga lestari.
Keberadaan gulma purun tikus (Eleocharis dulcis) berperan sebagai attraktan yang dapat mengurangi tingkat kerusakan padi akibat serangan hama penggerek batang. Jenis penggerek batang di lahan rawa pasangsurut Kalimantan Selatan adalah penggerek batang padi putih.
Gulma dikenal sebagai organisme pengganggu tanaman,namun ada beberapa jenis gulma bermanfaat karena merupakan tempat berlindung serangga inang dan tempat bertelur bagi parasitoid dan predator. Selain sebagai tempat berlindung dan sumber pakan tambahan, tumbuhan liar juga seringkali dipilih sebagai tempat bertelur oleh serangga. Spesies gulma tertentu dapat mendukung upaya pelestarian musuh alami. Populasi musuh alami di lahan pasang surut, baik dari jenis serangga maupun laba-laba banyak ditemukan pada areal gulma golongan teki. Hal ini disebabkan karena aktivitas penggerek batang padi pada area tersebut juga tinggi, bahkan populasinya lebih tinggi daripada di area pertanaman padi. Dari hasil penelitian Thamrin et.al (2013) menunjukan bahwa di dalam 1ha, pada purun tikus (di tahun 2005-2009) terdapat sekitar antara 6.775-7.793 jumlah kelompok telur penggerek batang padi di lahan pasang surut Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kalau pada padi 77-188 jumlah kelompok telur penggerek batang padi. b. Musuh alami. Parasitoid merupakan salah satu agen pengendali hayati yang potensial dikembangkan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan. Di Indonesia upaya pemanfaatan parasitoid untuk mengendalikan penggerek batang padi. Jenis parasitoid yang ditemukan pada telur penggerek batang padi adalah Telenomus rowani, Telenomusscoenobii, Telenomus japonicum dan Telenomus dingus.
Berdasarkan penelitian bahwa perbedaan populasi parasitoid pada ekosistem padi sawah disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor fisik dan biologis, teknik budidaya seperti waktu tanam tidak serempak yang mengakibatkan populasi parasitoid melakukan migrasi atau mengikuti perpindahan hama penggerek padi ke daerah lain. Jumlah kelompok telur penggerek batang padi berkorelasi dengan kepadatan populasi parasitoid Trichogramma sp.Tingginya kepadatan kelompok telur penggerek batang padi akan menarik parasitoid Trichogramma sp. Untuk meletakan telurnya pada kelompok telur tersebut. Parasitoid T. schoenobii lebih efektif menurunkan poulasi penggerek batang padi putih dibanding T. rowanidan T. japonicum. Hal ini terkait dengan sifat parasitoid T. schoenobii yang juga berperan sebagai predator. Setiap larva T. schoenobii mampu memangsa 2-3 butir telur penggerek batang padi dan daya kompetisinya lebih kuat daripada parasitoid lainnya.
Predator. Berdasarkan hasil tangkapan menggunakan lampu perangkap, serangga predator memiliki populasi yang lebih besar (48,5%) dibanding serangga herbivora (8,68%), sehingga kerusakan tanaman padi tidak mengalami kerusakan yang berarti karena populasi musuh alami lebih tinggi. Di lahan rawa pasang surut ditemukan beberapa jenis predator pemakan serangga, di antaranya yang paling banyak ditemukan adalah laba-laba (Arachnida). Kehadiran laba laba pada pertanaman padi mampu memangsa 2-3serangga per hari. Dalam waktu yang relatif singkat laba laba dapat menghasilkan keturunan yang banyak sehingga dapat mengimbangi populasi hama serangga. Menurut hasil penelitian Lycosa pseudoanulata mampu menghasilkan 200-400 keturunan dalam masa 3-5bulan, Oxyopes javanus dan Oxyopes lineatipes
menghasilkan 200-350 keturunan dalam masa 3-5 bulan,sedang Tetragnatha sp. dapat bertelur 100-200 butir dengan masa hidup berkisar 1-3 bulan. Tingkat populasi predator serangga yang juga tinggi adalah capung (Odonata), terutama Agrionemis femina femina, Ischnurasegegalensis, dan Orthetrum sabina sabina, namun data perkembang biakan dan kemampuannya dalam menekan hama serangga belum banyak diketahui.Populasi O.ishii ishii, P.fuscipes, dan Hapalochrosrufofasciatus termasuk tinggi namun tidak muncul setiap saat .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggerek batang padi lebih tertarik meletakkan telurnya pada gulma purun tikus dibandingkan padi,sehingga kerusakan padi yang berdekatan dengan areal purun tikus lebih rendah. Selain itu populasi musuh alami yang melimpah pada areal purun tikus sangat berperan menekan perkembangan hama tersebut. Pengelolaan hama penggerek batang padi seperti ini juga dapat diterapkan di beberapa daerah lain yang banyak terdapat tumbuhan purun tikus. (Yulia Tri S)
Email: yuliatrisedyowati@gmail.com
Pustaka::
- Layanan Informasi Desa jan 2018, Hama Penggerek Batang Padi dan Cara Pengendaliannya
- Thamrin, et al, 2017 Budi Daya Padi Di Lahan Rawa Pasang Surut Dan Pengaruhnya Terhadap Penggerek Batang Padi , Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa dalam J. Litbang Pert. Vol. 36 No. 1 Juni 2017: 28-38
https://www.kabaralam.com/berita/2018-03-28/purun-gulma-bermanfaat-dari-lahan-gambut
Posted by